Jumat, 07 Juni 2013

Stress


Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut strain. 

Menurut Woolfolk dan Richardson (1979) menyatakan bahwa adanya system kognitif, apresiasi stress menyebabkan segala peristiwa yang terjadi disekitar kita akan dihayati sebagai suatu stress berdasarkan arti atau interprestasi yang kita berikan terhadap peristiwa tersebut, dan bukan karena peristiwa itu sendiri.Karenanya dikatakan bahwa stress adalah suatu persepsi dari ancaman atau dari suatu bayangan akan adanya ketidaksenangan yang menggerakkan, menyiagakan atau mambuat aktif organisme.

Sedangkan berdasarkan definisi kerja stress, stress dapat diartikan sebagai:
  • Suatu tanggapan adaptif, ditengahi oleh perbedaan individual dan atau proses psikologis, yaitu suatu konsekuensi dari setiap kegiatan (lingkungan), situasi atau kejadian eksternal yang membebani tuntunan psikologis atau fisik yang berlebihan terhadap seseorang. 
  • Sebagai suatu tanggapan penyesuaian, dipengaruhi oleh perbedaan individu dan atau proses psikologis yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan dari luar ( lingkungan ) situasi atau peristiwa yang menetapkan permintaan psikologis dan atau fisik berlebihan pada seseorang.
Menurut Mason (1971 ) membantah konsep yang mengatakan bahwa stress hanyalah merupakan badaniah saja. Ditunjukkkannya bahwa daya adaptasi seseoarang itu tergantung pada faktor-faktor kejiwaan atau psikologiknya yang menyertai stresor. Stres bukanlah konsep faal saja, lebih banyak dilihat sebagai konsep perilaku, setiap reaksi organisme terhadap stresor memungkinkan sekali terlebih dahulu dimulai oleh kelainan perilaku dan kemudian mungkin baru terjadi akibat faal, kemudian Mason (1976 ) menunjukkan bahwa terdapat pola hormonal yang berbeda terhadap stresor fisik yang berbeda.
Menurut Selye (Bell, 1996) stress diawali dengan reaksi waspada (alarm reaction) terhadap adanya ancaman, yang ditandai oleh proses tubuh secara otomatis, seperti: meningkatnya denyut jantung, yang kemudian diikuti dengan reaksi penolakan terhadap stressor dan akan mencapai tahap kehabisan tenaga (exhaustion) jika individu merasa tidak mampu untuk terus bertahan.
Lazarus (1984) menjelaskan bahwa stress juga dapat diartikan sebagai:
  • Stimulus, yaitu stress merupakan kondisi atau kejadian tertentu yang menimbulkan stress atau disebut juga dengan stressor. 
  • Respon, yaitu stress merupakan suatu respon atau reaksi individu yang muncul karena adanya situasi tertentu yang menimbulkan stress. Respon yang muncul dapat secara psikologis, seperti: takut, cemas, sulit berkonsentrasi dan mudah tersinggung.
·         Proses, yaitu stress digambarkan sebagai suatu proses dimana individu secara aktif dapat mempengaruhi dampak stress melalui strategi tingkah laku, kognisi maupun afeksi.
Jadi, stress dapat mempengaruhi fisik, psikis mental dan emosi. Tetapi, stress dapat mempunyai dua efek yang berbeda, bisa negatif ataupun positit, tergantung bagaimana kuatnya individu tersebut menghadapi stress atau bagaimana individu tersebut mempersepsikan stress yang sedang dihadapinya.

Semangka Kotak


Kecerdasan Jepang memang tidak diragukan lagi.Tampak dalam  kreatifitas dan kecanggihan teknologinya. Satu diantaranya  adalah buah semangka kotak.


 Taukahkah kamu, kenapa para petani di Jepang membuat semangka kotak ?
Karena kebanyakan rumah orang jepang itu berukuran kecil, sehingga untuk menyimpan barang-barang yang mereka miliki terbatas. Menurut mereka, untuk menyimpan buah semangka saja sulit, karena bentuk nya yang bulat dan besar itu memerlukan tempat yang lebih luas.
Kemudian para petani di Jepang melakukan sebuah inovasi, dimana bentuk buah semangka yang biasanya bulat, dibentuk menjadi kotak. Hal tersebut membuat buah semangka menjadi lebih praktis untuk disimpan.
Semangka kotak ini dibudidayakan tidak berbeda seperti semangka umumnya. Bedanya, saat penanaman, semangka tersebut ditaruh dalam sebuah wadah berbentuk segi empat.
Para petani semangka Jepang dengan akal yang gemilang berhasil membentuk semangka-semangka hasil produksi kebunnya menjadi bentuk kotak.
Mengakalinya dengan cara  memasukkan buah semangka yang masih kecil ke dalam sebuah kotak. Buah semangka kemudian akan tumbuh di dalam kotak. Ketika buah semangka sudah besar dan siap dipanen, maka bentuk semangka tercetak menjadi bentuk kotak.
Namun semangka kotak tersebut dijual sangat mahal di jepang, harganya mencapai 10.000 yen

BATAK-KARO

Batak-Karo

Karo adalah salah Suku Bangsa yang mendiami Dataran Tinggi Karo, Sumatera Utara, Indonesia. Suku ini merupakan salah satu suku terbesar dalam Sumatera Utara. Nama suku ini dijadikan salah satu nama kabupaten di salah satu wilayah yang mereka diami (dataran tinggi Karo) yaitu Tanah Karo. Suku ini memiliki bahasa sendiri yang disebut Bahasa Karo atau Cakap Karo. Pakaian adat suku Karo didominasi dengan warna merah serta hitam dan penuh dengan perhiasan emas.

Wilayah Pengaruh Suku Karo

Sering terjadi kekeliruan dalam percakapan sehari-hari di masyarakat bahwa Taneh Karo diidentikkan dengan Kabupaten Karo. Padahal, Taneh Karo jauh lebih luas daripada Kabupaten Karo karena meliputi:

Kabupaten Tanah Karo

Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi Tanah Karo. Kota yang terkenal dengan di wilayah ini adalah Brastagi dan Kabanjahe. Brastagi merupakan salah satu kota turis di Sumatera Utara yang sangat terkenal dengan produk pertaniannya yang unggul. Salah satunya adalah buah jeruk dan produk minuman yang terkenal yaitu sebagai penghasil Markisa Jus yang terkenal hingga seluruh nusantara. Mayoritas suku Karo bermukim di daerah pegunungan ini, tepatnya di daerah Gunung Sinabung dan Gunung Sibayak yang sering disebut sebagai atau "Taneh Karo Simalem". Banyak keunikan-keunikan terdapat pada masyarakat Karo, baik dari geografis, alam, maupun bentuk masakan. Masakan Karo, salah satu yang unik adalah disebut terites. Terites ini disajikan pada saat pesta budaya, seperti pesta pernikahan, pesta memasuki rumah baru, dan pesta tahunan yang dinamakan -kerja tahun-. Trites ini bahannya diambil dari isilambung sapi/kerbau, yang belum dikeluarkan sebagai kotoran.Bahan inilah yang diolah sedemikian rupa dicampur dengan bahan rempah-rempah sehingga aroma tajam pada isi lambung berkurang dan dapat dinikmati. Masakan ini merupakan makanan favorit yang suguhan pertama diberikan kepada yang dihormati.

Kota Medan

Pendiri kota Medan adalah seorang putra Karo yaitu Guru Patimpus Sembiring Pelawi.

Kota Binjai

Kota Binjai merupakan daerah yang memiliki interaksi paling kuat dengan Kota Medan disebabkan oleh jaraknya yang relatif sangat dekat dari Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara.

Kabupaten Dairi

Wilayah Kabupaten Dairi pada umumnya sangat subur dengan kemakmuran masyarakatnya melalui perkebunan kopinya yang sangat berkualitas. Sebagian Kabupaten Dairi yang merupakan bagian Taneh Karo:
  • Kecamatan Taneh Pinem
  • Kecamatan Tiga Lingga
  • Kecamatan Gunung Sitember

Kabupaten Aceh Tenggara

Taneh Karo di kabupaten Aceh Tenggara meliputi:
  • Kecamatan Lau Sigala-gala (Desa Lau Deski, Lau Perbunga, Lau Kinga)
  • Kecamatan Simpang Simadam

Marga

Suku Karo memiliki sistem kemasyarakatan atau adat yang dikenal dengan nama merga silima, tutur siwaluh, dan rakut sitelu. Merga disebut untuk laki-laki, sedangkan untuk perempuan yang disebut beru. Merga atau beru ini disandang di belakang nama seseorang. Merga dalam masyarakat Karo terdiri dari lima kelompok, yang disebut dengan merga silima. Kelima merga tersebut adalah:
  1. Karo-karo : Barus, Bukit, Gurusinga, Kaban, Kacaribu, Surbakti, Sinulingga, Sitepu dll (Jumlah = 18)
  2. Tarigan : Bondong, Ganagana, Gerneng, Purba, Sibero dll (Jumlah = 13)
  3. Ginting: Munthe, Saragih, Suka, Ajartambun, Jadibata, Manik, dll (Jumlah = 16)
  4. Sembiring: Sembiring si banci man biang (sembiring yang boleh makan anjing): Keloko, Sinulaki, Kembaren, Sinupayung (Jumlah = 4); Sembiring simantangken biang (sembiring yang tidak boleh makan Anjing): Brahmana, Depari, Meliala, Pelawi dll (Jumlah = 15)
  5. Perangin-angin: Bangun, Kacinambun, Perbesi,Sebayang, Pinem, Sinurat dll (Jumlah = 18)
Total semua submerga adalah = 84
Kelima merga ini masih mempunyai submerga masing-masing. Setiap orang Karo mempunyai salah satu dari merga tersebut. Merga diperoleh secara turun termurun dari ayah. Merga ayah juga merga anak. Orang yang mempunyai merga atau beru yang sama, dianggap bersaudara dalam arti mempunyai nenek moyang yang sama. Kalau laki-laki bermarga sama, maka mereka disebut (b)ersenina, demikian juga antara perempuan dengan perempuan yang mempunyai beru sama, maka mereka disebut juga (b)ersenina. Namun antara seorang laki-laki dengan perempuan yang bermerga sama, mereka disebut erturang, sehingga dilarang melakukan perkawinan, kecuali pada merga Sembiring dan Peranginangin ada yang dapat menikah di antara mereka.

Rakut Sitelu

Hal lain yang penting dalam susunan masyarakat Karo adalah rakut sitelu atau daliken sitelu (artinya secara metaforik adalah tungku nan tiga), yang berarti ikatan yang tiga. Arti rakut sitelu tersebut adalah sangkep nggeluh (kelengkapan hidup) bagi orang Karo. Kelengkapan yang dimaksud adalah lembaga sosial yang terdapat dalam masyarakat Karo yang terdiri dari tiga kelompok, yaitu:
  1. kalimbubu
  2. anak beru
  3. senina
Kalimbubu dapat didefinisikan sebagai keluarga pemberi isteri, anak beru keluarga yang mengambil atau menerima isteri, dan senina keluarga satu galur keturunan merga atau keluarga inti. dll ok

Tutur Siwaluh

Tutur siwaluh adalah konsep kekerabatan masyarakat Karo, yang berhubungan dengan penuturan, yaitu terdiri dari delapan golongan:
  1. puang kalimbubu
  2. kalimbubu
  3. senina
  4. sembuyak
  5. senina sipemeren
  6. senina sepengalon/sedalanen
  7. anak beru
  8. anak beru menteri
Dalam pelaksanaan upacara adat, tutur siwaluh ini masih dapat dibagi lagi dalam kelompok-kelompok lebih khusus sesuai dengan keperluan dalam pelaksanaan upacara yang dilaksanakan, yaitu sebagai berikut:
  1. Puang kalimbubu adalah kalimbubu dari kalimbubu seseorang
  2. Kalimbubu adalah kelompok pemberi isteri kepada keluarga tertentu, kalimbubu ini dapat dikelompokkan lagi menjadi:
    • Kalimbubu bena-bena atau kalimbubu tua, yaitu kelompok pemberiisteri kepada kelompok tertentu yang dianggap sebagai kelompok pemberi isteri adal dari keluarga tersebut. Misalnya A bermerga Sembiring bere-bere Tarigan, maka Tarigan adalah kalimbubu Si A. Jika A mempunyai anak, maka merga Tarigan adalah kalimbubu bena-bena/kalimbubu tua dari anak A. Jadi kalimbubu bena-bena atau kalimbubu tua adalah kalimbubu dari ayah kandung.
    • Kalimbubu simada dareh adalah berasal dari ibu kandung seseorang. Kalimbubu simada dareh adalah saudara laki-laki dari ibu kandung seseorang. Disebut kalimbubu simada dareh karena merekalah yang dianggap mempunyai darah, karena dianggap darah merekalah yang terdapat dalam diri keponakannya.
    • Kalimbubu iperdemui, berarti kalimbubu yang dijadikan kalimbubu oleh karena seseorang mengawini putri dari satu keluarga untuk pertama kalinya. Jadi seseorang itu menjadi kalimbubu adalah berdasarkan perkawinan.
  3. Senina, yaitu mereka yang bersadara karena mempunyai merga dan submerga yang sama.
  4. Sembuyak, secara harfiah se artinya satu dan mbuyak artinya kandungan, jadi artinya adalah orang-orang yang lahir dari kandungan atau rahim yang sama. Namun dalam masyarakat Karo istilah ini digunakan untuk senina yang berlainan submerga juga, dalam bahasa Karo disebut sindauh ipedeher (yang jauh menjadi dekat).
  5. Sipemeren, yaitu orang-orang yang ibu-ibu mereka bersaudara kandung. Bagian ini didukung lagi oleh pihak siparibanen, yaitu orang-orang yang mempunyai isteri yang bersaudara.
  6. Senina Sepengalon atau Sendalanen, yaitu orang yang bersaudara karena mempunyai anak-anak yang memperisteri dari beru yang sama.
  7. Anak beru, berarti pihak yang mengambil isteri dari suatu keluarga tertentu untuk diperistri. Anak beru dapat terjadi secara langsung karena mengawini wanita keluarga tertentu, dan secara tidak langsung melalui perantaraan orang lain, seperti anak beru menteri dan anak beru singikuri.Anak beru ini terdiri lagi atas:
    • anak beru tua, adalah anak beru dalam satu keluarga turun temurun. Paling tidak tiga generasi telah mengambil isteri dari keluarga tertentu (kalimbubunya). Anak beru tua adalah anak beru yang utama, karena tanpa kehadirannya dalam suatu upacara adat yang dibuat oleh pihak kalimbubunya, maka upacara tersebut tidak dapat dimulai. Anak beru tua juga berfungsi sebagai anak beru singerana (sebagai pembicara), karena fungsinya dalam upacara adat sebagai pembicara dan pemimpin keluarga dalam keluarga kalimbubu dalam konteks upacara adat.
    • Anak beru cekoh baka tutup, yaitu anak beru yang secara langsung dapat mengetahui segala sesuatu di dalam keluarga kalimbubunya. Anak beru sekoh baka tutup adalah anak saudara perempuan dari seorang kepala keluarga. Misalnya Si A seorang laki-laki, mempunyai saudara perempuan Si B, maka anak Si B adalah anak beru cekoh baka tutup dari Si A. Dalam panggilan sehari-hari anak beru disebut juga bere-bere mama.
  8. Anak beru menteri, yaitu anak berunya anak beru. Asal kata menteri adalah dari kata minteri yang berarti meluruskan. Jadi anak beru minteri mempunyai pengertian yang lebih luas sebagai petunjuk, mengawasi serta membantu tugas kalimbubunya dalam suatu kewajiban dalam upacara adat. Ada pula yang disebut anak beru singkuri, yaitu anak berunya anak beru menteri. Anak beru ini mempersiapkan hidangan dalam konteks upacara adat.

Aksara

Aksara Karo

Aksara Karo
Aksara Karo ini adalah aksara kuno yang dipergunakan oleh masyarakat Karo, akan tetapi pada saat ini penggunaannya sangat terbatas sekali bahkan hampir tidak pernah digunakan lagi.guna melengkapi cara penulisan perlu dilengkapi dengan anak huruf seperti o= ketolongen, x= sikurun, ketelengen dan pemantek

Kecerdasan Spiritual (SQ)


Pengertian, Hakekat, Makna dan Melatih Kecerdasan Spiritual 
1. Pengertian
     Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang menyangkut moral yang mampu memberikan pemahaman yang menyatu untuk membedakan sesuatu yang benar dengan yang salah
   Dalam Emotional Spiritual Quotient, kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna spiritual terhadap pemikiran, perilaku dan kegiatan, serta mampu menyinergikan Intellectual Quotient, Emotional Quotient dan Spiritual Quotient secara komprehensif.

2. Hakekat
    Kecerdasan spiritual pada hakekatnya, adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan masalah  makna dan nilai menempatkan perilaku dan hidup manusia dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya. Kecerdasan spiritual yang bertumpu pada bagian dalam diri kita yang berhubungan dengan kearifan di luar ego atau jiwa sadar.
    Kecerdasan spiritual menjadikan manusia yang benar-benar utuh secara intelektual, emosional dan spiritual. Kecerdasan spiritual adalah fasilitas yang berkembang selama jutaan tahun yang memungkinkan otak untuk menemukan dan menggunakan makna dalam pemecahan persoalan.
    Kecerdasan spiritual yang berkembang dengan baik dapat menjadikan seseorang memiliki “makna” dalam hidupnya. Dengan makna hidup ini seseorang akan memiliki kualitas “menjadi”, yaitu suatu modus eksistensi yang dapat membuat seseorang merasa gembira, menggunakan kemampuannya secara produktif dan dapat menyatu dengan dunia.

3. Makna
   Makna kecerdasan spiritual adalah kemampuan mendengarkan suara hati untuk cerdas berhubungan dengan Tuhan YME dan  sesama dalam memberikan yang terbaik dan bermanfaat. Dengan demikian kecerdasan spiritual adalah kecerdasan jiwa dalam memaknai hidup yang dapat membantu seseorang dapat membangun dirinya untuk tumbuh, berkembang dan seimbang.
              
Menurut Taufik Bahaudin dikatakan seseorang itu Cerdas apabila memiliki beberapa kecerdasan atau disebut  berfungsinya meta kecerdasan sinergi. Meta kecerdasan itu antara lain   IQ, EQ, SQ, CQ ( creativity Quotient) , AQ  (Advercity Quotient).
  • Definisdi IQ ( intelligent quotient )  : kecerdasan yang berhubungan fisik, aritmatika, 
  • Definisi EQ ( emotional quotient ) : kecderdasan mengelola emos
  • Definisi CQ ( creativity quotient) : kecerdasan untuk mencari solusi
  • Definisi AQ ( adversity quotient ) : kecerdasan daya tahan dalam penderitaan dan dapat merubah kemalangan menjadi peluang keberuntungan SI ( Spiritual quotient) : kecerdasan spiritual sebagai poros semua kecerdasan yang lain. Danah Zohar mengatakan IQ dan EQ akan berfungsi efektif apabila SQ bekerja.

     4.Melatih Kecerdasan Spiritual

      Kini pelatihan untuk meningkatkan kecerdasan spiritual semakin mudah ditemukan .Menurut DR Jalaluddin Rakhmat, mengikuti training bisa saja membantu mempengaruhi kecerdasan spiritual selama konsepnya benar. Keberhasilan seseorang belajar lewat training dapat dilihat jika setelah mengikuti training hidupnya berubah menjadi positif yang tadinya depresi atau menderita kecemasan, ketakutan pada masa depan, kebingungan, lalu menjadi bahagia.

          Menurut Erbe Sentanu dari Katahati Institute, kecerdasan spiritual itu mempunyai banyak konsep, kiat, dan caranya. “Saya sendiri selalu melihat ke sisi pragmatis dan empirisnya,” katanya. Orang yang cerdas secara spiritual itu bagaimana sih rasanya? Otak dan tubuhnya beroperasi seperti apa?
“Buat saya cerdas secara spiritual atau dekat dengan Tuhan itu harus dibuktikan dengan berada di zona ikhlas yang mensyaratkan tiga hal, yaitu gelornbang otaknya harus lebih banyak dalam posisi Alfa dan Tetha, kemudian sistem perkabelan otaknya (neuropeptide) serasi dan memunculkan perasaan tertentu kepada Tuhan, lalu tubuhnya harus cukup mengandung hormon serotonin, endorfin, dan melantonin dalam komposisi yang pas. Dalam kondisi itu, maka dengan sendirinya ciri-ciri kecerdasan spiritual akan muncul.”
“Tanpa ketiga syarat itu, agak sulit dipercaya. Misalnya seseorang mengaku dekat dengan Tuhan tapi hormon di tubuhnya dominan kortisol, yaitu hormon yang muncul pada saat orang stres, bagaimana mungkin? Seseorang yang dekat dengan Tuhan mestinya lebih banyak berada dalam kondisi khusyuk, kondisi rileks, dan hormon di tubuhnya pasti hormon yang bagus seperti hormon DHEA, serotonin, endorfin, dan melantonin”.
         Mempelajari kecerdasan spiritual tidak bisa begitu saja lewat buku, karena hasilnya hanyalah pemahaman kecerdasan spiritual lewat logika, apalagi kalau membacanya sambil stres. Akan lebih efektif jika menggunakar brainwave technology, yaitu dengan mendengarkan CD musik yang berfungsi rnenarik gelornbang otak ke Alfa-Theta selama 20 menit pada pagi dan petang hari.
Kita juga bisa melatih kecerdasan spiritual lewat puasa dengan syarat puasa tersebut dijalankan dengan benar. Karena puasa bisa menurunkan gelornbang otak dari Beta ke Alfa-Theta sehingga rnembuat orang lebih sabar dan memunculkan keinginan untuk berbuat baik. Kalau itu berlanjut hingga 10 hari maka otaknya akan stabil beroperasi di Alfa-Theta. ” “Kalau hal itu bisa berlanjut hingga 20 hari, maka hormon-hormon yang baik dan menenangkan akan diproduksi oleh tubuh. Saat itu dia akan melihat hidup ini dengan cara lain, menjadi mudah bersyukur, mudah rnerasa terharu.”
        ” Memunculkan perasaan mudah bersyukur itu penting sekali karena rasa syukur bisa diartikan sebagai kemampuan menikmati hidup ini apapun kondisinya, sehingga susah atau senang rasanya tetap nikmat. Rasa syukur yang benar, dalam arti betul-betul menghayati nikmatnya hidup, juga sangat membantu memunculkan kecerdasan spiritual.

OBSERVASI



A.    Identitas Sekolah

·         Nama Sekolah             : SMA SWASTA KALAM KUDUS MEDAN

·         Alamat Sekolah           : Jl Rambung No 9 Medan

·         Uang Sekolah              :

ü  Kelas 1 & 2     : Rp320.000,00

ü  Kelas 3            : Rp330.000,00

·         Konsep E-learning      : Online (Koneksi Internet) dan Offline (Media Presentasi )

B.     Uraian Aktivitas Observasi

·         Hari pelaksanaan         : Selasa,21 Mei 2013

·         Waktu pelaksanaan     : Pukul 08.00-10.00 WIB

·         Pembagian Tugas        :

ü  Observasi Kelas          : Semua anggota

ü  Wawancara Guru        :

§  Guru                  Nadela
                                                                      Karin

                                                                      Tefan

§  Wakil Kepala Sekolah : Ribka
                                                                                 Ramot

·         Narasumber                 : - Bpk. L.J.Koster Sianipar,S.Si

  - Ibu  Dra.Irene Bukit,M.Pd

C.    Laporan Hasil Observasi

                               I.            Pendahuluan

 Pembelajaran dan pengajaran telah mengalami banyak perubahan seiring dengan perkembangan teknologi. Penggunaan metode pengajaran yang berbasis komputerisasi haruslah lebih diperluas lagi di sekolah-sekolah agar ia dapat menyaingi perubahan-perubahan sistem pendidikan yang telah berkembang pada masa kini yang kita sebut sebagai sistem e-learning. E-learning sendiri merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dari sinilah, kita beranjak untuk mengetahui lebih jauh sudah sejauh apakah sistem e-learning dipakai dan dipergunakan oleh sekolah-sekolah. Menyadari hal itu, maka dalam mata kuliah psikologi pendidikan kali ini, kami ditugaskan untuk melakukan observasi mengenai sistem e-learning yang dilaksanakan oleh sekolah yang berada di wilayah Medan, Sumatera Utara. Beranjak dari itu, kami pun melakukan observasi di SMA Swasta Kalam Kudus Medan dengan alasan bahwa pada sekolah ini pembelajaran yang dilaksanakan sudah lebih modern dengan sarana dan prasarana teknologi yang cukup memadai. Adapun objek yang kami teliti adalah siswa-siswa yang melaksanakan proses pembelajaran dan guru yang menggunakan konsep e-learning itu sendiri. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui konsep e-learning yang bersentuhan dengan topik pembahasan yang selama ini telah dipelajari pada mata kuliah psikologi pendidikan.

                            II.            Landasan Teori

Sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dan media dalam proses belajar mengajar dapat disebut sebagai E-learning. E-learning ini membawa pengaruh terhadap terjadinya proses transformasi pendidikan konvensional ke dalam bentuk digital, baik secara isi (contents) dan sistemnya.Saat ini konsep e-learning sudah banyak diterima oleh masyarakat dunia, terbukti dengan maraknya implementasi e-learning khususnya di lembaga pendidikan (sekolah, training dan universitas). Ada yang menggunakannya sebagai suplemen (tambahan) terhadap materi pelajaran yang disajikan secara regular di kelas, namun ada juga yang memakai e-learning sebagai alternatif dalam pembelajaran.

Kecenderungan untuk mengembangkan e-learning sebagai salah satu alternatif pembelajaran di berbagai lembaga pendidikan dan pelatihan semakin meningkat sejalan dengan perkembangan di bidang teknologi komunikasi dan informasi.

Ada tiga hal penting sebagai persyaratan kegiatan e-learning, yaitu :

1.      Kegiatan pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan. Jaringan dapat saja mencakup LAN atau WAN.

2.      tersedianya dukungan layanan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh peserta belajar, misalnya CD-ROM, atau bahan cetak,

3.      tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat membantu peserta belajar apabila mengalami kesulitan 

Dengan demikian, secara sederhana dapatlah dikatakan bahwa e-learning merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan (Internet,LAN,WAN) sebagai metode penyampaian, interaksi dan fasilitasi serta didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar lainnya.

Manfaat  e-learning menurut Bates (1995) dan Wulf (1996) terdiri dari 4 hal:

1.      Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (enhance interactivity).

2.      Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility).

3.      Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience).

4.      Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities).

Konsep keberhasilan program e-learning selain ditunjang oleh perangkat teknologi informasi, juga oleh perencanaan, administrasi, manajemen dan ekonomi yang memadai. Perlu juga diperhatikan peranan dari para fasilitator, dosen, staf, cara implementasi, cara mengadopsi teknologi baru, fasilitas, biaya, dan jadwal kegitan.

Para pengajar seperti  guru atau dosen  harus memiliki kemampuan dalam mempergunakan  e-learning. Kemampuan itu seperti :

ü  Mengerti tentang e-learning

ü  Mengidentifikasi karakteristik mahasiswa atau siswa

ü  Mendesain dan mengembangkan materi kuliah yang interaktif sesuai dengan perkembangan teknologi baru.

ü  Mengadaptasi strategi mengajar untuk menyampaikan materi secara elektronik

ü  Mengorganisir materi dalam format yang mudah untuk dipelajari

ü  Melakukan training dan praktek secara elektronik

ü  Terlibat dalam perencanaan, pengembangan, dan  pengambilan keputusan

ü  Mengevaluasi keberhasilan pembelajaran, attitude, dan persepsi para mahasiswanya.

Strategi penggunaan e-learning untuk menunjang pelaksanaan proses belajar, diharapkan dapat meningkatkan daya serap dari siswa atau mahasiswa atas materi yang diajarkan; meningkatkan partisipasi aktif dari siswa atau mahasiswa; meningkatkan kemampuan belajar mandiri siswa atau mahasiswa; meningkatkan kualitas materi pendidikan dan pelatihan, meningkatkan kemampuan menampilkan informasi dengan perangkat teknologi informasi, dengan perangkat biasa sulit untuk dilakukan; memperluas daya jangkau proses belajar-mengajar dengan menggunakan jaringan komputer, tidak terbatas pada ruang dan waktu. Untuk mencapai hal-hal tersebut di atas, dalam pengembangan suatu aplikasi e-learning perlu diperhatikan bahwa materi yang ditampilkan harus menunjang penyampaian informasi yang benar, tidak hanya mengutamakan sisi keindahan saja; memperhatikan dengan seksama teknik belajar-mengajar yang digunakan; memperhatikan teknik evaluasi kemajuan mahasiswa dan penyimpanan data kemajuan siswa atau mahasiswa.

Menurut Koswara (2006) ada beberapa strategi pengajaran yang dapat diterapkan dengan menggunakan teknologi e-learning adalah sebagai berikut :

ü  Learning by doing

Simulasi belajar dengan melakukan apa yang hendak dipelajari; contohnya adalah simulator penerbangan (flight simulator), dimana seorang calon penerbang dapat dilatih untuk melakukan penerbangan suatu pesawat tertentu seperti ia berlatih dengan pesawat yang sesungguhnya

ü  Incidental learning

Mempelajari sesuatu secara tidak langsung. Tidak semua hal menarik untuk dipelajari, oleh karena itu dengan strategi ini seorang siswa atau  mahasiswa dapat mempelajari sesuatu melalui hal lain yang lebih menarik, dan diharapkan informasi yang sebenarnya dapat diserap secara tidak langsung. Misalnya mempelajari geografi dengan cara melakukan “perjalanan maya” ke daerah-daerah wisata.

ü  Learning by reflection

Mempelajari sesuatu dengan mengembangkan ide/gagasan tentang subyek yang hendak dipelajari. Siswa atau mahasiswa didorong untuk mengembangkan suatu ide/gagasan dengan cara memberikan informasi awal dan aplikasi akan “mendengarkan” dan memproses masukan ide/gagasan dari mahasiswa untuk kemudian diberikan informasi lanjutan berdasarkan masukan dari mahasiswa.

ü  Case-based learning

Mempelajari sesuatu berdasarkan kasus-kasus yang telah terjadi mengenai subyek yang hendak dipelajari. Strategi ini tergantung kepada nara sumber ahli dan kasus-kasus yang dapat dikumpulkan tentang materi yang hendak dipelajari. Siswa atau mahasiswa dapat mempelajari suatu materi dengan cara menyerap informasi dari nara sumber ahli tentang kasus-kasus yang telah terjadi atas materi tersebut.

ü  Learning by exploring

Mempelajari sesuatu dengan cara melakukan eksplorasi terhadap subyek yang hendak dipelajari. Siswa atau mahasiswa didorong untuk memahami suatu materi dengan cara melakukan eksplorasi mandiri atas materi tersebut. Aplikasi harus menyediakan informasi yang cukup untuk mengakomodasi eksplorasi dari mahasiswa. Mempelajari sesuatu dengan cara menetapkan suatu sasaran yang hendak dicapai (goal-directed learning). Siswa atau mahasiswa diposisikan dalam sebagai seseorang yang harus mencapai tujuan/sasaran dan aplikasi menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam melakukan hal tersebut. siswa atau mahasiswa kemudian menyusun strategi mandiri untuk mencapai tujuan tersebut.

            Kelebihan dan Kekurangan E-learning

            Kelebihan

1.      E-learning dapat mempersingkat waktu pembelajaran

2.      E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan atau materi, peserta didik dengan guru maupun sesama peserta didik.

3.      Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demi-kian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran

4.      Kehadiran guru tidak mutlak diperlukan

5.      Guru akan lebih mudah melakukan alternatif bahan-bahan belajar yang mutakhir sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuwan, mengembang-kan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya, dan mengontrol kegiatan belajar peserta didik.

6.      Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.

7.      Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif.
      Kelemahan

1.      Untuk sekolah tertentu terutama yang berada di daerah, akan memerlukan investasi yang mahal untuk membangun e-learning.

2.      Siswa yang tidak memiliki motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal. Keterbatasan jumlah komputer yang dimiliki oleh sekolah akan menghambat pelaksanaan e-learning.

3.      Bagi siswa yang gagap teknologi, sistem ini sulit untuk diterapkan.

4.      Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggu-nakan ICT.

5.      Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya nilai dalam proses belajar dan mengajar.

                         III.            Objek Penelitian

Objek yang menjadi sumber observasi adalah siswa-siswi kelas  X SMA SWASTA KALAM KUDUS MEDAN khususnya kelas X-2

                         IV.            Jadwal Pelaksanaan

Observasi dilakukan mulai dari pukul 08.00- 10.00 WIB bertempat di SMA SWASTA KALAM KUDUS MEDAN.

                            V.            Pelaksanaan

Bermula dari kesepakatan kami untuk berkumpul di Kampus pada Fakultas Psikologi pukul 07.00WIB .Kami berangkat menuju lokasi pada pukul 07.15WIB dari kampus  dan tiba dilokasi pukul 07.30WIB.Tiba di lokasi kamipun langsung berangkat menuju Kantor Kepala Sekolah yang berada di lantai 2, dan mengurus surat-surat yang telah disepakati pada pertemuan pertama.Pengurusan surat berjalan dengan lancar, kamipun di persilahkan untuk memasuki kelas  X-II  pukul 08.00WIB yang dimulai dari perkenalan kami yang dipandu oleh guru pengajar, yang bertepatan sebagai guru bidang study biologi Dra.Irene Bukit, M.Pd dan menjelaskan apa maksud dan tujuan kami datang dan memasuki kelas mereka.Suasana di dalam kelas selama observasi berlangsung kurang terkontrol, tetapi guru memegang andil dan kelaspun dapat dikendalikan.Berlangsung sekitar 1 jam, tepat pukul 09.00WIB pergantian matapelajaran dan kamipun beranjak dari kelas sesuai dengan kesepakatan yang ada dan kamipun mengucapkan terimakasih kepada siswa-siswa yang telah membantu dalam keberlangsungan tugas kami.Dengan waktu yang ada tepat pukul 09.15WIB kamipun melanjutkan observasi dengan mewawancarai guru, dan Wakil Kepala Sekolah yang sedang berada di tempat selama satu jam kedepan.Kami ditanggapi dengan baik oleh para narasumber kami yang tampak dari proses berlangsungnya tanya-jawab. Pukul 10.00WIB kamipun telah mendapat informasi-informasi yang membantu dalam keberlansungan tugas Mata Kuliah Pendididkan dan kamipun menyampaikan rasa terimakasi kami dapa guru serta Wakil Kepala Sekolah dan bergegas meninggalkan lokasi.



                         VI.            Laporan Penelitian

Berdasarkan observasi dan wawancara yang kami lakukan, kami memperoleh:

1.      Konsep e-learning

Mengingat gedung sekolah yang digunakan adalah gedung baru (gedung 2), maka proses e-learning masih dalam proses “penyamaan” dengan yang telah diberlakukan saat di gedung yang sebelumnya. Dari kedua narasumber didapatkan keterangan bahwa konsep e-learning sebenarnya telah dilakukan sudah cukup lama (±5 tahun). Adapun konsep e-learning yang digunakan ialah:

·         Online : Beberapa guru menerapkan sistem ini misalnya dengan menghimbau siswa-siswinya untuk mengunduh materi pelajaran dari link yang diberikan oleh guru mereka. Beberapa guru juga sering memberikan contoh-contoh soal sebagai latihan sebelum ujian (kisi-kisi) dengan mengirimkan ke email beberapa siswa mereka yang kemudian akan disebarkan ke kelas masing-masing.

·         Offline : Dengan dilengkapinya proyektor di setiap kelas maka guru-guru dapat memberikan materi dengan menggunakan komputer (dengan powerpoint) kepada siswa-siswinya. Walaupun sistem ini belum 100% diterapkan namun hampir semua guru telah menerapkannya. Dan hampir sama dengan beberapa sekolah lain, karena siswa-siswinya tidak diperkenankan untuk membawa barang elektronik, maka semua materi dalam proses pembelajaran offline ini masih sepenuhnya difasilitasi oleh guru mereka.

2.      Teori Motivasi

·         Teori Kognitif

Dengan adanya keyakinan akan kemampuan yang dimiliki, siswa-siswi di sekolah ini mampu memahami setiap materi yang disampaikan sehingga motivasinya untuk belajar meningkat. Bahkan terdapat persaingan dari mereka dimana setiap siswanya berlomba untuk maju ke depan kelas dan menjawab pertanyaan sehingga siswa yang lain semakin terdorong untuk belajar.

·         Teori Sosial

Dari hasil yang kami peroleh, tidak sedikit murid-murid yang terdorong untuk datang ke sekolah untuk dapat mengobrol dengan teman mereka.

3.      Teori Belajar

Dari observasi yang kami lakukan, teori belajar yang diterapkan di sekolah ini adalah:

·         Teori Belajar Kognitif

Para peserta didik memproses informasi dan menghubungkan informasi yang dahulu telah mereka terima dengan yang baru mereka dapatkan.

4.      Orientasi Belajar

Adapun orientasi belajar yang diterapkan di sekolah ini ialah TCL (Teacher-Centered Learning), dimana yang menjadi pusat dan sumber pelajaran ialah guru. Pada orientasi belajar ini guru sebagai “pengirim” mengirimkan informasi kepada siswa-siswinya sebagai “penerima”.

5.      Manajemen Kelas

Kelas ditata sesuai dengan gaya auditorium dimana semua murid duduk menghadap guru. Jumlah siswa dalam satu kelas ±37 orang dimana setiap siswa memiliki meja dan bangku sendiri (tidak memiliki teman sebangku).

                      VII.            Evaluasi
Menurut pendapat kelompok kami, penerapan Konsep E-Learning di sekolah SMA Kalam Kudus Medan masih kurang maksimal penggunaannya. Padahal, dari hasil wawancara kami, dikatakan bahwa penerapkan konsep ini sudah cukup lama ada di sekolah ini. Namun, belum setiap guru disekolah ini menggunakan dan memanfaatkan fasilitas E-Learning seperti proyektor yang sudah ada di setiap kelas sejak 2 tahun terakhir. Adapun guru yang sudah menerapkan konsep E-Learning masih sebatas mata pelajaran tertentu saja. Mereka mengatakan bahwa, beberapa mata pelajaran tidak sesuai dan kurang maksimal penyampaiannya kepada siswa. Kelompok kami merasa, bahwa para guru belum memahami fungsi dari E-Learning itu sendiri. Selain itu, ada juga kecenderungan guru-guru merasa malas untuk belajar mengoperasikan alat-alat yang dipergunakan untuk Konsep Pembelajaran E-Learning ini. Dari siswa sendiri, menurut pengamatan kami, mereka cukup antusias dengan adanya konsep E-Learning ini. Siswa merasa lebih terbantu dalam hal pembelajaran dengan adanya penerapan Konsep E-Learning ini di sekolah mereka. Adanya perbedaan pandangan antara guru dan murid mengenai penerapan Konsep E-Learning ini membuat manfaat dan fungsi diadakannya Konsep E-Learning ini kurang terealisasikan dengan maksimal.

A.    Rangkuman Hasil Observasi

1.      Rangkuman menurut Kelompok

Dari hasil Observasi, kami melihat bahwa penerapan Konsep E-Learning di sekolah ini masih belum maksimal. Tersedianya fasilitas penunjang Konsep E-Learning disetiap kelas terasa sia-sia karena tidak setiap guru memanfaatkannya ketika proses belajar mengajar. Perbedaan cara pembelajaran yang diterapakan masing-masing guru seperti ada yang memperbolehkan membawa laptop kekelas dan ada yang tidak  membuat para siswa menjadi bingung untuk mengambil tindakan di sekolah. Selain dari  penggunaan Konsep E-Learning, kami juga melihat kondisi, suasana dan manajemen kelas yang ada disekolah tersebut. Dan menurut kami kondisi dan suasana kelas di sekolah itu masih kurang baik dari segi pencahayaan, sirkulasi udara, dan tata kelas. Manajemen Kelas yang diterapkan juga masih kurang baik, sehingga mengakibatkan kondisi kelas menjadi tidak kondusif.
Kemudian, dari hasil pengamatan kami, kami melihat bahwa motivasi murid mengenai pembelajaran E-Learning di kelas cukup antusias bahkan sangat antusias sampai-sampai mengakibatkan kondisi kelas terkesan tidak kondusif.

2.      Rangkuman Pribadi 
      Berdasarkan hasil Observasi yang kami lakukan ,masih ada yang kami dapati kelas-kelas yang penataan ruangannya kurang mendukung suasana belajar.Ruangan yang ACnya tidak hidup sehingga pengap dan sistem pencahayaan yang kurang membuat kelas terlihat agak redup.Penggunaan internetnya yang bersifat centarl masi kurang dapat menjangkau kelas secara keseluruhan kecuali kelas yang posisinya berdekatan dengan central Wi-Fi.Tetapi tidak menutup kemungkinan anak-anak untuk belajar, sama seperti disaat kami melakukan observasi, siswa/i sangat antusias dalam menunjukkan kebolehan mereka dalam ilmu pengetahuan yang kadang kurang terkontrol dan mengurai kekondusifan kelas.




B.     Testimoni Tentang Perencanaan dan Proses Observasi

ü  Nadela Trully Marbun

Menurut saya, pelaksanaan observasi yang ditugaskan dalam dalam mata kuliah psikologi pendidikan ini sangat membantu kami dalam memahami dan memperluas wawasan kami terhadap sistem pendidikan e-learning ini. Berkenaan dengan sistem e-learning di sekolah yang kami observasi, menurut saya penggunaan e-learning cukup memadai karena saya melihat penggunaan proyektor cukup menunjang pembelajaran khususnya menambah ketertarikan para siswa yang tampak dari beberapa siswa yang cukup aktif dalam proses pembelajaran dan selain itu juga membantu memudahkan para guru dalam memberikan materi pelajaran.

ü  Ramot Hutasoit

Saya pribadi, melihat Konsep E-Learning sangat membantu pembelajaran saat ini. Selain, penggunaan waktu yang semakin efektif, penggunaan Konsep E-Learning juga sangat membantu baik guru maupun murid dalam proses belajar mengajar saat ini. Saya pribadi, sangat mendukung adanya Konsep E-Learning ini. Dengan adanya Konsep E-Learning saya merasa sistem pembelajaran seharusnya dapat semakin berkembang dan semakin maksimal dalam hal pengerjaannya. Namun dari observasi yang telah kami lakukan, saya merasa manfaat dari Konsep Pembelajran E-Learning masih sangat kurang dirasakan akibat penarapannya yang kurang maksimal. Saya berharap, agar penggunaan Konsep E-Learning ini sendiri semakin digalakkan lagi agar sistem pembelajaran dapat lebih bervariasi sehingga tidak menimbulkan kejenuhan seperti yang dirasakan kebanyakan siswa pada saat ini.

ü  Ribka Lidwina

Keberhasilan dapat diraih dengan adanya kerjasama dalam kelompok dan kekonsistenan diri.Itulah salah satu pembelajaran yang dapat saya raih melalui observasi sekolah ini yang dimana merupakan kali pertama bagi saya pribadi.Dimana dalam proses observasi ini awalnya timbul rasa canggung yang lama kelamaan tertutupi dengan adanya sambutan yang baik dari pihak sekolah.Dalam proses observasi kamipun menyadari pentingnya  e-learning ini pada sekolah-sekolah guna mendukung proses belajar.Di sekolah tempat kami observasi penggunaan e-leaning sudah cukup memadai untuk keberlangsungan pembelajaran.

ü  Karin R J Napitupulu

Awalnya, pada saat berdiskusi mengenai kegiatan observasi ini, kami mengalami kesulitan dalam menentukan ke tingkat sekolah mana yang akan kami observasi. Kelalaian kami juga karena kami mencari sekolah itu di bulan-bulan terakhir anak sekolah belajar. Namun, belajar dari kelalaian kami tersebut, kami akhirnya mendapatkan sekolah.  Kegiatan Observasi merupakan kegiatan yang  baru yang menambah pengalaman saya. Kegiatan tersebut juga menambah pengetahuan kami dalam menilai, mengamati objek dari berbagai sisi dan menyesuaikan dengan teori-teori pembelajaran yang sudah kami pelajari.



ü  Tefan A Simanjuntak

Walaupun pada awalnya kami memiliki kesulitan dalam mencari sekolah yang telah menerapkan e-learning, namun saya sangat menikmati kegiatan ini. Observasi yang kami lakukan ini selain dapat menambah pengalaman kami, juga dapat memberikan pemahaman yang lebih kepada kami mengenai konsep belajar e-learning dan banyak hal dalam menilai suatu pembelajaran dari berbagai sisi.